Selasa, 23 Agustus 2011

Melukat Ring Sebatu Gianyar, Bali


          Ada salah satu tradisi di bali yang sampai sekarang belum ditinggalkan oleh masyarakatnya, yaitu memberishkan diri memakai air suci atau lebih dikenal dengan istilah “melukat”.
Ada beberapa tempat suci yang mungkin sudah pernah anda kunjungi untuk melukat, seperti Tirta Empul Tampak Siring. Akan tetapi sama halnya dengan tempat pelukatan di Tampak Siring, ada salah satu tempat untuk melukat yang tempatnya di Desa Sebatu Tegallalang, Gianyar, Bali.
Hal yang unik dari tempat ini adalah ketika anda melukat, air dari badan anda akan berwarna butih seperti air sabun ketika habis mandi. Penduduk setempat meyakini bahwa anda memiliki kotoran/penyakit baik medis maupun non medis.

          Hal unik lainnya yaitu ada beberapa orang yang sedang melakukan pelukatan mengalami kerangsukan/kerauhan ditempat lokasi. Seperti melompat2, meniru gaya binatang dan lainya. apalagi saat bertepatan dengan upacara keagamaan hindu (tilem, purnama, kajengkliwon) semua orang dari berbagai kabupaten di Bali bahkan dari luar bali berbondong-bondong kesana. Dan yang mencengangkan, antrian pemedek sangat panjang sepanjang jalan turunan menuju pura tersebut.
Disamping dengan kejadian menarik serta unik tersebut, lokasi pelukatan pun sangat indah, dengan menuruni tebing yang curam, hawa yang sejuk serta panorama alam yang sangat menggoda, membawa pikiran anda semakin kusuk untuk melakukan yadnya.


          Kali ini saya akan membahas tentang sebuah tempat yang patut anda kunjungi. pasalnya tempat ini sangat bagus dan penuh daya magic. tempat ini adalah salah satu rute sebagai tempat untuk metirta yatra yang akan diadakan oleh sekolah saya, tapi sayangnya saya tidak ikut. karena tidak mendapat izin (restu ajik/ayah), pasalnya ada urusan tertentu yang harus diselesaikan. tapi tidak apa-apa, kali ini saya akan memberikan informasi yang saya dapat dari jalan-jalan lewat internet tentang tempat Sebatu ini.  okelah daripada ceritanya ngelantur kemana-mana meending langsung saja pada topik yang dibicarakan.

 
          Pura Sebatu, sungguh indah dan menarik, sangat berpotensi untuk dikembangkan pada konsep wisata spiritual. Pemandangan alam yang indah, air yang jernih dan suasana magis sungguh terasa begitu memasuki areal Pura Sebatu.  Pura Sebatu juga merupakan Pura yang sangat keramat dan magis.
Adapun sarana-sarana untuk penangkilan / melukat disini yaitu:
      1.daksina pejati,terutama bagi mereka yang pertama kali melukat.
      2.pejati yg dibawa hendaknya berisi pisang/biu kayu, berisi bunga tunjung warna bebas.
      3.sarana muspa menggunakan kuangen dengan menggunakan bunga jempiring,sekar tunjung biru & pis              bolong (uang bolong) 11 kepeng.  
      4.Pakaian yg di pakai nangkil yaitu pakaian adat bali, dimana pada saat melukat boleh hanya                              memakai kain kamen dan disarankan untuk tidak memakai perhiasan.

Tata cara melukat adalah sebagai berikut :
      1.melakukan persembahyangan di pelinggih pura dalem pingit & kusti yang  letaknya agak diatas dari                tempat pesiraman,dengan menggunakan sarana kewangen. biasanya dipimpin oleh pemangku pada saat          hari keagamaan spt purnama, kajeng kliwon, dsb.
      2.usai sembahyang,kewangen yang ada  uang kepengnya dibawa kelokasi melukat. caranya, kewangen di          letakan di depan jidat atau ubun ubun seperti saat kita  muspa, dengan membasahi kepala dan ubun                ubun, setelah kepala basah lepas kewangan agar hanyut bersama air.
      3.setelah selesai melukat,pemedek sembahyang sekali lagi di pelingih yang ada di dekat batu, sekalian                nunas tirta dan bija.
          Keunikan dari tempat melukat di Sebatu ini adalah adanya perubahan warna air yang di pakai melukat setelah melalui badan kita, untuk orang yang memiliki penyakit biasanya airnya menjadi keruh (seperti air beras) . Disamping itu menurut pemangku setempat, Wanita yang lagi dapet tamu bulanan ( cuntaka ) dan anak kecil yang  belum ketus gigi tidak diperbolehkan ikut melukat di tempat ini karena akan menangis terus menerus katanya. Jangan kaget bila pada saat melukat kita menjumpai ada penangkil yang nangklang-nengkleng seperti tarian rangda dan mengeluarkan suara suara seram atau aneh, bahkan banyak pula yang kerauhan, dan banyak lagi keanehan dan aura magis yang lainnya.

          Di areal paling ujung bagi pemedek yang sudah selesai melukat telah  disiapkan tempat untuk ganti pakaian, kemudian pulang menyusuri jalan setapak yang penuh tanjakan dengan anak tangga yang sedikit licin namun tetap mengasikkan karena udaranya yang segar dengan diiringi kicauan burung mendayu.

           Nah, gimana jadi ingin pergi kesana bukan, ya walaupun kedengarannya seram. tempat ini bisa dijadikan sebagai tempat untuk meningkatkan kesucian lahir dan batin. karena dapat membersihkan penyakit mulai dari medis maupun non medis.
sekian dulu informasinya ya kita ketemu lagi di judul posting berikutnya....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar